Senin, 09 Maret 2009

MEMPRIHATINKAN, NASIB MASYARAKAT DI PERBATASAN KALIMANTAN

Sungguh memprihatinkan nasib masyarakat yang tinggal di perbatasan. Sudah dianggap sebagai ”halaman belakang” dari republik ini, sehingga tertinggal dibandingkan dengan wilayah lain. Konon pendapatan dan kesejahteraan mereka pun sangat rendah. Apalagi jika dibandingkan dengan penduduk negeri tetangga yang berbatasan tersebut.

Gross Domestic Product (GDP) Warga Negara Indonesia di perbatasan Indonesia-Malaysia hanya sekitar 300 dolar AS. Sedangkan warga Malaysia sekitar 4.000 hingga 5.000 dolar AS. Selain itu secara fisik, infrastruktur di wilayah Indonesia juga sangat jauh dibandingkan dengan di perbatasan yang menjadi wilayah Malaysia.

Oleh sebab itu, perlu perhatian pemerintah untuk meningkatkan komitmen dan anggarannya untuk meningkatkan kualitas hidup dan tingkat pendapatan masyarakat Indonesia yang tinggal di perbatasan. Sebagai contoh, konon, ada penduduk di beberapa wilayah perbatasan Indonesia yang menyampaikan permohonan kepada pemerintah Malaysia untuk bersedia menyambungkan listrik. Hal ini tentu sangat memprihatinkan.

Malaysia yang menganggap wilayah perbatasan sebagai wilayah strategis, telah mengganggarkan dana yang sangat besar untuk kemajuan wilayah perdesaannya, terutama di perbatasan. Termasuk membangun infrastruktur yang baik, sehingga hal ini mendorong peningkatan GDP di perbatasan negara tersebut.

Tidak ada komentar: