Selasa, 31 Maret 2009

RELASI MANUSIA DAN LINGKUNGANNYA DARI PERSPEKTIF ETIKA

Etika dan Lingkungan

Nilai merupakan sesuatu yang dianggap penting oleh manusia, sedangkan moral adalah apa yang dianggap baik dan buruk oleh manusia. Kumpulan nilai baik dan buruk dalam moral kemudian menjadi etika, yang merupakan sejumlah aturan tentang kepatutan atau kepantasan. Oleh karenanya untuk mengembangkan suatu aturan dalam masyarakat dibutuhkan pemahaman dan perenungan tentang mana yang sebenarnya didefinisikan sebagai baik dan mana yang benar-benar disebut buruk, bukan hanya berdasarkan anggapan pribadi atau perseorangan semata.

Etika lingkungan hidup menuntut agar etika dan moralitas tersebut diberlakukan juga bagi komunitas biotis atau komunitas ekologis. Etika lingkungan harus juga dipahami sebagai refleksi kritis atas norma-norma dan prinsip atau nilai moral yang selama ini dikenal dalam komunitas manusia untuk diterapkan secara lebih luas dalam komunitas biotis dan komunitas ekologis. Dalam perspektif etika lingkungan ini manusia harus memperlakukan alam tidak semata-mata dalam kaitannya dengan kepentingan dan kebaikan manusia.

Etika ini berpijak untuk mengembangkan nilai moralitas manusia dalam menyikapi bencana banjir dan tanah longsor. Persoalannya secara filosofis adalah bagaimana kita bersikap terhadap alam ini, apa yang sebaiknya kita lakukan dan kita tinggalkan, apa yang seharusnya dan apa yang tidak harus kita lakukan terhadap tumbuhan, hewan, tanah, hutan, air dan seterusnya.

Oleh karena itu, manusia harus menumbuhkan kesadaran terhadap lingkungan dengan memegang beberapa prinsip. Pertama, manusia harus bersikap hormat terhadap alam. Kedua, manusia harus mempunyai prinsip bertanggung jawab, yakni tanggung jawab terhadap lingkungan merupakan tanggung jawab manusia juga (Robin Attfield, 1999). Ketiga, manusia harus memiliki solidaritas kosmis. Keempat, manusia harus mengimplementasikan prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam. Kelima, harus memiliki prinsip no harm (tidak merugikan alam). Keenam, prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam. Ketujuh, prinsip keadilan. Dalam arti adil tentang perilaku manusia terhadap alam. Kedelapan, prinsip demokrasi. Kesembilan, prinsip integritas moral.

Dengan demikian, kita harus menyadari bahwa keberadaan alam semesta sama dengan posisi manusia yang juga membutuhkan perawatan dan pemeliharaan serta kepedulian terhadap dimensi ekologis yang harus diperlakukan dengan baik. Sehingga dengan adanya bencana banjir dan tanah longsor melalui etika lingkungan ini kita tergugah untuk kembali memperbaiki dan merekonstruksi kondisi alam yang semakin hari demi hari mengalami kehancuran.

Pembangunan dan Lingkungan

Pembangunan adalah sebuah proses produksi dan konsumsi, dimana materi dan energi diolah dengan menggunakan faktor produksi seperti modal, mesin-mesin, tenaga kerja, dan bahan baku. Dalam penyediaan bahan baku dan proses produksinya, kegiatan pembangunan membawa dampak kepada lingkungan alam dan masyarakat sekitarnya yang pada saatnya berdampak kepada keberlanjutan itu sendiri.

Dalam hal ini, kiranya penting bagi kita untuk melihat apa yang diidentifikasikan oleh World Commision on Environment and Development (Komisi Dunia tentang Lingkungan Hidup dan Pembangunan). Komisi yang juga dikenal sebagai Komisi Bruntland tersebut mengidentifikasikan tujuh langkah yang harus diambil untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, yaitu memikirkan kembali makna pembangunan; merubah kualitas pertumbuhan; memenuhi kebutuhan dasar akan lapangan kerja, makanan, energi, air dan sanitasi; menjamin terciptanya keberlanjutan pada satu tingkat pertumbuhan penduduk tertentu; mengkonservasi dan meningkatkan sumberdaya; merubah arah teknologi dan mengelola resiko; serta memadukan pertimbangan lingkungan dan ekonomi dalam mengambil keputusan.

Dua hal yang amat penting adalah bagaimana pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan diarahkan sebagai upaya mengurangi sifat materialitisnya dengan membuatnya menjadi lebih hemat energi dan menyeimbangkan manfaatnya. Juga perlunya keterpaduan antara pertimbangan lingkungan dan ekonomi sebagai strategi utama pembangunan berkelanjutan.

Bagi Indonesia, dimana budaya masyarakatnya sebenarnya memiliki pengetahuan yang sangat baik bagaimana mengelola lingkungannya, maka kembali kepada kearifan lokal dan pengetahuan setempat merupakan jalan yang bijak. Bagaimana penduduk asli Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah dalam menerapkan sistem tabat dengan irigasi model handil dalam pengelolaan sawah mereka di lahan gambut, merupakan contoh pengembangan pertanian yang lestari dan sesuai untuk ekosistem setempat. Sedangkan proyek pengembangan lahan padi sejuta hektar memberi pelajaran, bahwa keangkuhan politik dan teknologi dari luar tidak selalu menguntungkan.

Dalam perspektif kearifan lokal, manusia dipandang sebagai bagian dari alam dan berusaha untuk menyelaraskan semua aktivitasnya untuk menjaga keharmonisan. Kearifan lokal juga menganggap bahwa manusia hanya mengambil sesuai dengan apa yang diperlukan dan bukannya mengeksploitasi sebanyak-banyaknya dengan secepat-cepatnya. Budaya masyarakat dayak dan budaya masyarakat Banjar di Kalimantan telah mengajari tentang perlunya menganggap manusia sebagai bagian dari alam itu dan berdampingan sebagai makhluk yang saling membutuhkan.(by:Normansyah (CFA 208 044)

Senin, 23 Maret 2009

UJI KETELITIAN

Caranya :

  1. Cermati tulisan berikut.
  2. Hitung berapa kata Kalimantan dalam tulisan tersebut.
  3. Hitung yang salah ketik.
  4. Sebutkan dan hitung nama kota yang berada di luar di Kalimantan.
  5. Hitung berapa kali Sampit ditulis.
  6. Sebutkan jumlah nama kota yang salah ketik.

Kalimantan Banjarmasin Kalimantan Palangkaraya Kalimantan Marabahan Kalimantan Sanggau Kalimantan Kotabaru Kalimantan Kalsel Kalimantan Kailmantan Pelaihari Kalimantan Sampit Kalimantan Pontianak Kalimantan Kalimantan Kalbar Kalimantan Sampit Kalimantan Kalimantan Pangkalpinang Kalimantan Kalimantan Banjarmasin Kalimantan Kalimantan Sampit Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kalbar Kalimantan Kalimantan PangkalanBun Kalimantan Kailmantan Kaltim Kalimantan Sampit Kalimantan Kalsel Kalimantan Kalimantan Pontianak Kalimantan Tanjung Kalimantan Tamianglayang Kalimantan Martapura Kalimantan Marabahan Kalimantan Kalimantan Sampit Kalimantan Kailmantan Kalsel Kaltim Kalimantan Kalbar Kalteng Kalteng Kapuas Kalsel Kalbar Pangkalpinang Kaltim Martapura Kaltim Kalteng Kalteng Kalteng Kalbar Kaltim Kaltim Kaleng Kalsel Kaltim Kalteng Kesel Kaltim Banjarmasin Kaltim Sampit Kalteng Kotawaringin Kalsel Madiun Kalbar Kaltim Kabar Palangkaraya Kalsel Kesel Kabar Katim Kaleng Samarinda Kalsel Kalsel Kaltim Pontianak Kaltim Martapura Tarakan Kaltim Kaltim Kalteng Kalsel Kalimantan Kalbar Kalteng Sampit Kalteng Bulungan Sampit Cilacap Kalteng Banjarmasin Pangkalpinang Banjarmasin Samarinda Sampit Samarinda Sambas Samarinda Sanggau Samarindu Kasongan Samarandu Balikpapan Samarinda Sanggau Palangkaraya Kalteng Palangkaraya Tarakan Kalbar Sampit Kaltim Palangkaraya Palangkaraya Kalteng Palangkaraya Sampit Kapuas Sampit Kalbar Sampit Kaltim Sampit Sanggau Palangkaraya Kaltim PangkalanBun Sambas Kaltim Sambas Palangkaraya Kalsel Bulungan Palangkaraya Kalimantan Sampit Kalimantan Sampit Ketapang Kalteng Ketapang Kalteng Katapang Kaltim Ketapang Kalbar Kalimantan Ketapang Tarakan KotawaringinTimur Bulungan Ketapang Kalbar Kalimantan Kalteng Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kalimantan Martapura Kalimantan Sampit Kalimantan Kalimantan Magelang Kalimantan Cilacap Kalimantan Barabai Pangkalpinang Kalimantan Barabai Kalimantan Kalteng Kalimantan Kalimantan Kalimantan Sampit Kalimantan Palangkaraya Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kalbar Kalimantan Kalteng Kalimantan Kalimantan Banjarmasin Kalimantan Kalimantan Kalsel Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kalamintan Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kalbar Nunukan Kalimantan Kalimantan Tarakan Kalimantan Kalimantan Palangkaraya Palangkaraya Banjarmasin Sambas Palangkaraya Pontianak Kotawaringin Timur Buntok Sampit Seruyan Sampit Katingan Gunungmas Sampit Bukitbatu Sampit Kalimantan Kalimantan Kailmantan Kalimantan Sanggau Kutai Kertanegara Kutai Kotawaringin Timur Kotawaringin Timur Kotawaringin Barat Kutai Kertanegara Tanah Laut Pulau Laut Kalteng Kalteng Kalteng Kaltim Kalsel Kalbar Kalbar Kaltim Kalteng Kalbar Kaltim Kalsel Tanah Laut Pulau Laut Tanah Bumbu Seruyan Sanggau Sambas Sampit Pontianak Kalteng Pontianak Pangkalanbun Sampit Sambas Ketapang Palangkaraya Samarinda Banjarmasin Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kailmantan Kailmantan Kailmantan Kalimanten Kailmantan Kilamanten Kelimantan Kalimantan Kalimantan Kalimanten Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kulimantan Kailmantan Kalimantan Kalimantan Kulimentan Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kualimantan Kalimentan Kalimentan Kalamantin Kalimentan Kalimantan Kalimentan Kalimantan Kalimantan Kalimanten Kalimantan Kalimantan Kulimantan Kalimantan Kalimantan Palangkaraya Sampit Kalimantan Kotabaru Banjarmasin Martapura Kalimantan Kaltim Sampit Kalimantan Kalbar Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kalimantan Nunukan Kalimantan Kalteng Kalimantan Marabahan Kalimantan Banjarmasin Kalimantan Grogot Kalimantan Sambas Kalimantan Kalsel Sampit Kalimantan Kalimantan Kalimantan Sampit Kalimantan Kalimantan Kalimantan Nunukan Kalimantan Kandangan Kalimantan Madiun Kalimantan Sampit Kalsel Kalimantan Pangkalpinang Kalimantan Nunukan Kalimantan Amuntai Kalimantan Buntok Kalimantan Kalsel Muarateweh Kalimantan Samarinda Kalimantan Sampit Kalimantan Kalbar Kalimintan Sampit Kalimantan Kalsel Kalteng Kandangan Kalimantan Tarakan Kalimantan Bengkayang Marabahan Kalimantan Nunukan Pangkalanbun Kalimantan Kalteng Sampit Kalimantan Pelaihari Sampit Kalimantan Tarakan Kalimantan Kalteng Barabai Banjarbaru Kaltim Kalimantan Nunukan Rantau Tanjung Sampit Kalimantan Kalbar Kalimantan Kalbar Kalsel Kalimantan Rantau Kalimantan Barabai Kalimantan Sampit Kalimantan Kalbar Kalimantan Kalteng Kalimantan Pelaihari Kalimantan Kalimantan Kalimantan Tarakan Kalimantan Nunukan Kalimantan Rantau Kalimantan Buntok Kalsel Kaltim Palangkaraya Banjarmasin Sanggau Kalimantan Kalimantan Kaltim Kalimantan Kalteng Kalimantan Kalsel Kalimantan Kalbar Kalimantan Sampit Kalimantan Nunukan Kalimantan Tanjung Kalimantan Kalimantan Marabahan Kalimantan Kalsel Kaltim Kalbar Kalteng Kalteng Kalsel Kalbar Kaltim Kaltim Kalteng Kalteng Kalteng Kalbar Kaltim Kaltim Kaleng Kalsel Kaltim Kalteng Kesel Kaltim Kaltim Kalteng Kalsel Kalbar Kaltim Kabar Kalsel Kesel Kabar Katim Kaleng Kalsel Kalsel Kaltim Kaltim Kaltim Kaltim Kalteng Kalsel Kalimantan Kalbar Kalteng Sampit Kalteng Sampit Kalteng Banjarmasin Banjarmasin Samarinda Samarinda Samarinda Samarindu Samarindu Samarinda Palangkaraya Palangkaraya Sampit Palangkaraya Palangkaraya Kalteng Palangkaraya Sampit Kalbar Sampit Sampit Nunukan Sampit Sanggau Palangkaraya Pangkalanbun Sambas Kalteng Sambas Palangkaraya Palangkaraya Sampit Pelaihari Kandangan Sampit Cilacap Ketapang Marabahan Ketapang Kalsel Katapang Kalteng Sampit Banjarmasin Ketapang Ketapang Ketapang Kalimantan Kalimantan Madiun Kalimantan Samarida Kalimantan Banjarmasin Kalimantan Sampit Kalimantan Kalbar Kalimantan Cilacap Kalimantan Kalimantan Sampit Kalimantan Nunukan Kalimantan Kalimantan Cilacap Kalimantan Magelang Kalimantan Martapura Kalimantan Sampit Kalimantan Martapura Kalimanten Kalimentan Kalimantan Madiun Kaltim Kalimantan Sampit Kalimantan Kalsel Kalimantan Kalbar Kalimantan Kaltim Kalimantan Kalsel Sampit Kumai Kalimanten Martapura Kalteng Kalimantan Barabai Kalimantan Pangkalanbun Kalimantan Sampit Kalimantan Sampit Kailmantan Sampit Kalimantan Kalsel Kalimantan Banjarmasin Kalimantan Kalsel Kalimantan Sampit Kaiimantan Madiun Kalimentan Martapura Kalimantan Palangkaraya Banjarmasin Sampit Kaiimantan Ketapang Sampit Kalimantan Magelang Kalimantan Kalsel Kaltim Kalimantan Kalbar Kalimantan Sampit Magelang Sambas Pontianak Kalimantan Kalimantan Sampit Kalamintan Palangkaraya Kapuas Kalimantan Barabai Kalimantan Kalsel Kalimantan Kalbar Kalimantan Kalsel Kalimantan Sampit Kalimantan Sampit Banjarmasin Kalimantan Pontianak Kalsel Kaltim Sampit Kalbar Kalteng Kalteng Kalimantan Kalsel Kalbar Kaltim Palangkaraya Kaltim Kalteng Banjarmasin Kalteng Sampit Kalteng Kumai Kalbar Banjarmasin Kaltim Sampit Kaltim Pontianak Kaleng Pelaihari Kalsel Madiun Kaltim Cilacap Kalteng Kesel Banjarmasin Kaltim Sampit Barabai Kumai Kaltim Pangkalanbun Kalteng Kalsel Martapura Kalbar Sampit Kaltim Banjarmasin Kabar Banjarmasin Palangkaraya Kalsel Banjirmasin Kesel Kalimantan Kabar Katim Kaleng Kalsel Sampit Kalsel Palangkaraya Kaltim Samarinda Balikpapan Kaltim Balikpapan Sampit Madiun Sampit Kaltim Kaltim Kalteng Kalsel Kalimantan Kalbar Kalteng Sampit Kalteng Sampit Kalteng Banjarmasin Banjarmasin Samarinda Kalteng Samarinda Samarinda Samarindu Sama2rindu Sambas Palangkaraya Palangkaraya Sampit Kalbar Palangkaraya Pulangpisau Sanggau Kalimantan Palangkaraya Kalteng Kalsel Palangkaraya Ketapang Sampit Marabahan Sampit Kalsel Sampit Kalbar Sampit Sanggau Palangkaraya Balikpapan Kalbar PangkalanBun Sambas Kalimantan Sambas Palangkaraya Palangkaraya Sampit Kaltim Sampit Ketapang Kalsel Ketapang Kalsel Kotawaringin Timur Katapang Kalbar Tarakan Kalomantin Kalsel Ketapeng Sambas Kaltim Sampit Banjarmasin Ketapang Martapura Nunukan Barabai Buntok Madiun Sampit Kalteng Ketapang

(Bila Anda tepat menjawab pertanyaan 1 s.d. 6 diatas, berarti Anda tergolong orang yang sangat cermat dan sekaligus kurang kerjaan)

Senin, 09 Maret 2009

MEMPRIHATINKAN, NASIB MASYARAKAT DI PERBATASAN KALIMANTAN

Sungguh memprihatinkan nasib masyarakat yang tinggal di perbatasan. Sudah dianggap sebagai ”halaman belakang” dari republik ini, sehingga tertinggal dibandingkan dengan wilayah lain. Konon pendapatan dan kesejahteraan mereka pun sangat rendah. Apalagi jika dibandingkan dengan penduduk negeri tetangga yang berbatasan tersebut.

Gross Domestic Product (GDP) Warga Negara Indonesia di perbatasan Indonesia-Malaysia hanya sekitar 300 dolar AS. Sedangkan warga Malaysia sekitar 4.000 hingga 5.000 dolar AS. Selain itu secara fisik, infrastruktur di wilayah Indonesia juga sangat jauh dibandingkan dengan di perbatasan yang menjadi wilayah Malaysia.

Oleh sebab itu, perlu perhatian pemerintah untuk meningkatkan komitmen dan anggarannya untuk meningkatkan kualitas hidup dan tingkat pendapatan masyarakat Indonesia yang tinggal di perbatasan. Sebagai contoh, konon, ada penduduk di beberapa wilayah perbatasan Indonesia yang menyampaikan permohonan kepada pemerintah Malaysia untuk bersedia menyambungkan listrik. Hal ini tentu sangat memprihatinkan.

Malaysia yang menganggap wilayah perbatasan sebagai wilayah strategis, telah mengganggarkan dana yang sangat besar untuk kemajuan wilayah perdesaannya, terutama di perbatasan. Termasuk membangun infrastruktur yang baik, sehingga hal ini mendorong peningkatan GDP di perbatasan negara tersebut.

Memahami Hutan Rawa Gambut

Hutan Rawa Gambut di Kalimantan Tengah

Hutan rawa gambut didefinisikan sebagai hutan rawa yang sumber airnya yang tidak dipengaruhi oleh air sungai tapi hanya berasal dari curahan hujan atau presipitasi saja. Di Kalimantan Tengah luas hutan rawa gambut mencapai sekitar 5 juta hektar.

Penelitian tentang ekologi hutan rawa gambut Kalimantan Tengah sudah dilakukan sejak tahun 1993 dipusatkan di bagian hulu DAS Sebangau dengan melibatkan ratusan tenaga ahli baik dari dalam maupun luar negeri. Ditinjau dari aspek perairan, hutan rawa gambut digolongkan sebagai salah satu jenis dari ekosistem lahan basah. Hal ini disebabkan karena permukaan tanah hutan rawa gambut kadang-kadang sepenuhnya tergenang air.

Dalam periode satu tahun, pada musim hujan hutan rawa ini biasanya akan digenangi air dengan ketinggian dapat mencapai 10 cm di atas permukaan tanah, dan sebaliknya permukaan air tanah akan turun hingga mencapai 60 cm di bawah permukaan tanah pada musim kemarau. Karena sumber utama air di hutan rawa gambut adalah air hujan, maka karakterisitk fisik-kimia air di ekosistem ini sangat berbeda dengan air danau atau air sungai di sekitarnya. Air di hutan rawa gambut biasanya sangat asam dengan pH dapat mencapai 3 dan sangat miskin akan unsur hara.

Karena air yang menggenangi hutan rawa gambut hanya berasal dari air hujan, maka kualitas air di ekosistem ini memiliki kharakteristik sendiri. Sebagai contoh, air permukaan yang menggenangi hutan rawa gambut Sebangau bersifat sangat asam dengan nilai pH berkisar 3,56 dengan conductivity yang sangat rendah hanya 50 μS per cm dan kandungan ion-ionnya yang juga sangat rendah.

Tingkat keasaman air permukaan di hutan rawa gambut Sebangau ini jauh lebih rendah dari nilai pH air hujan yang mencapai 5,88. Asamnya air permukaan ini disebabkan oleh keasaman tanah gambut di lokasi pengukuran yang nilai pHnya dapat mencapai hanya 3,12 saja.

Meskipun demikian di hutan rawa gambut juga hidup beberapa species ikan yang beradaptasi dengan kondisi fisik dan kimia air yang sangat spefifik tersebut. Sebagai contoh, di hutan rawa gambut di daerah Sebangau terdapat 16 species ikan dengan pola migrasi yang berbeda.

Pada saat permukaan air naik, sebagian ikan akan bermigrasi dari sungai dan danau di sekeliling hutan dan mencari makan di hutan rawa gambut ini. Sebaliknya pada saat dasar hutan mengering di musim kemarau, sebagian ikan akan kembali ke sungai dan danau, tetapi ada juga yang ikut membenamkan dirinya di dasar hutan dan tetap tinggal di sana mengikuti turunnya permukaan air.

Ikan-ikan ini biasanya mendapatkan makanannya dari serangga-serangga yang jatuh dari pohon-pohon yang tumbuh di hutan rawa tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa hutan rawa gambut merupakan ekosistem yang sangat spesifik yang juga dihuni oleh flora dan fauna yang juga spesifik termasuk diantaranya beberapa species ikan yang hanya bisa ditemukan di hutan rawa gambut saja. Kerusakan ekosistem hutan rawa gambut dapat dipastikan akan menyebabkan punahnya ikan-ikan air tawar yang hanya bisa hidup di ekosistem jenis ini.

Ancaman

Akhir-akhir ini keberadaan hutan rawa di Kalimantan Tengah semakin terancam. Beberapa program pembangunan dan aktivitas masyarakat menyebabkan semakin berkurangnya luas hutan rawa gambut di daerah ini. Salah satu penyebabnya adalah proyek pembukaan lahan gambut (PLG) satu juta hektar yang dilaksanakan oleh pemerintah orde baru untuk mengubah lahan gambut menjadi lahan pertanian. Untuk pengaturan irigasi sawah yang akan dibangun, maka pemerintah membuat kanal-kanal raksasa yang membelah hutan rawa gambut tropika di Kalimantan Tengah.

Meskipun proyek PLG sudah dihentikan dampak dari pembuatan kanal-kanal raksasa di areal gambut seluas satu juta hektar tersebut sangat besar. Selain menyebabkan pengeringan hutan rawa, kanal-kanal tersebut akhirnya di gunakan oleh masyarakat sebagai akses untuk melakukan kegiatan penebangan kayu ilegal di hutan rawa gambut. Untuk mencapai kayu-kayu yang masih tersisa di dalam hutan rawa gambut, para penebang liar ini juga biasanya akan membuat parit-parit baru untuk akses pengeluaran kayu dari hutan. Akibatnya air di hutan rawa gambut akan mengalir lewat parit-parit tersebut sehingga hutan rawa gambut yang tadinya selalu lembab dan kadang-kadang terendam air, kondisinya sekarang menjadi semakin kering sehingga sangat rawan kebakaran di musim kemarau.

(sumber : Prof. Dr. Sulmin Gumiri, Dosen Program Magister Sains Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan - Universitas Palangkaraya)

ISU PEMEKARAN PROVINSI DI KALIMANTAN

Isu pemekaran menjadi mengemuka setelah tragedi di DPRD Sumatera Utara dalam demonstrasi anarkis menuntut pembentukan Provinsi Tapanuli. Sejak itu, beberapa pihak menganggap kebijakan moratorium pemekaran wilayah ditinjau ulang dan jangan digeneralisir untuk semua wilayah.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa pemekaran wilayah tidak lantas mendongkrak kemajuan daerah pemekaran baik dikaitkan dengan ekonomi maupun pelayanan publik, tetapi di beberapa daerah di Kalimantan, terlihat geliat yang luar biasa dari kabupaten pemekaran. Setidaknya sudah muncul sentra ekonomi baru dan penyebaran anggaran, yang juga berarti makin luasnya akses pelayanan.

Berkenaan dengan pemekaran provinsi di Kalimantan, saat ini yang paling getol adalah pembentukan Provinsi Kotawaringin di Kalimantan Tengah dan pembentukan Provinsi Kalimantan Utara di Kalimantan Timur. Menyusul itu terdapat tuntutan lain semisal Provinsi Barito Raya yang juga di Kalimantan Tengah. Sementara di Kalimantan Barat, ide pembentukan provinsi bagian utara provinsi itu yang terdiri dari Kabupaten Singkawang, Sambas, dan Bengkayang juga muncul.

Masalahnya sekarang, alasan apa yang menghalangi pemekaran provinsi itu dan apakah pemekaran itu sebuah kebutuhan ataukah hanya keinginan? Dilihat dari luas wilayah misalnya, Kalimantan Tengah luasnya hampir 1,5 kali Pulau Jawa. Bayangkan dengan luas itu, hanya ada satu provinsi dengan 13 kabupaten dan satu kota. Demikian juga dengan Kalimantan Timur yang luasnya 211.440 km2 yang merupakan salah satu provinsi terluas di Indonesia.

Provinsi Kotawaringin dan Provinsi Barito Raya

Keinginan untuk membentuk provinsi Kotawaringin juga oleh potensi wilayah Kotawaringin yang terdiri atas Kabupaten Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat, Seruyan, Lamandau, Sukamara, dan Katingan sangat potensial. Ekspor Kalteng misalnya, didominasi oleh Pelabuhan Sampit dan Kumai. Belum lagi bicara soal sarana/prasarana pendukung, Kotawaringin Timur relatif siap menjadi Provinsi. Di Sampit suda ada Bank Indonesia, jumlah bank di Sampit lebih banyak daripada di Palangkaraya. Bahkan Kantor Bank Indonesia di Sampit lebih dahulu dibangun sebelum di Palangkaraya.

Jika potensi Kotawaringin Timur digabung dengan Kotawaringin Barat, dimana keduanya memiliki pelabuhan laut dan bandara yang cukup besar, maka secara ekonomi keduanya lumayan siap bergabung menjadi provinsi baru. Ditambah kabupaten pemekaran dari dua kabupaten ini, maka insya Allah, daerah ini akan menjadi provinsi yang penting nantinya. Buktinya penerbangan langsung Sampit-Jakarta dan Sampit Surabaya cukup ramai, demikian juga dengan penerbangan Pangkalan Bun- Semarang-Jakarta.

Kedua daerah juga cukup kondang di Indonesia dan di mancanegara. Sampit yang populer lewat “kerusuhan 2001” dan Kotawaringin Barat terkenal karena Taman Nasional Tanjung Puting dengan konservasi orangutan-nya. Keterkenalan daerah ini juga dimodali dengan aktivitas yang cukup tinggi, yakni maraknya aktivitas perkebunan, terutama sawit dan karet. Juga pertambangan dan tersedianya layanan jasa yang memadai. Di Sampit sudah ada hotel berbintang dengan rumah makan dan restoran yang bagus juga.

Berbeda dengan isu pembentukan Provinsi Kotawaringin yang relatif lebih mulus dan kompak (kecuali Kabupaten Katingan, yang kabarnya lebih suka tetap ikut Kalimantan Tengah karena lebih dekat dengan Palangkaraya), pembentukan Provinsi Barito Raya terganjal oleh Barito Kuala yang menjadi bagian Kalimantan Selatan dan sebagian masyarakatnya lebih banyak berurusan di Banjarmasin karena lebih dekat.

Ide untuk membentuk Provinsi Barito Raya tampaknya tidak surut. Bahkan setelah dibangun jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten-kabupaten di Barito dengan Palangkaraya. Karena selama ini misalnya dari Buntok, untuk ke Palangkaraya harus melewati Banjarmasin dan beberapa kabupaten di Kalsel.

Potensi kabupaten-kabupaten di Barito juga lumayan, terutama perkebunan dan pertambangannya. Dilihat dari budayanya, masyarakat Barito juga memiliki kekhasan yang membuatnya spesifik dibandingkan dengan daerah Palangkaraya dan Kapuas. Sebagaimana halnya perbedaan budaya masyarakat Kotawaringin.

Masalahnya sekarang, bagaimana keadaan Provinsi Kalimantan Tengah, kalau harus dibagi dengan Provinsi Kotawaringin? Apalagi kalau Barito Raya juga menginginkan provinsi sendiri dengan memanfaatkan kesatuan Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito. Maka wilayah Provinsi Kalimantan Tengah menjadi hanya Kota Palangkaya, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Kapuas, dan Kabupaten Pulang Pisau.

Rasanya juga tidak menjadi buruk-buruk amat. Sebab Pulang Pisau juga punya pelabuhan. Gunung Mas kaya dengan tambang dan hasil hutan. Sedangkan Kapuas dan Kota Palangkaraya cukup maju juga. Rencana di Pulang Pisau dibangun PLTU dan sejumlah kegiatan di Gunung Mas dan Kapuas akan membuat perekonomian di Provinsi Kalteng tetap maju. Kita liat geliat ekonomi di Palangkaraya juga bagus, antara lain ditandai dengan hadirnya gedung pencakar langit dan hotel berbintang. Jadi masa depan Kalteng pasca pemekaran tidak perlu dikhawatirkan.

Provinsi Kalimantan Utara

Pembentukan Provinsi Kalimantan Utara digerakkan oleh Tim Pergerakan Percepatan Kalimantan Utara (TPPK). Dengan gabungan antara Kabupaten Nunukan, Bulungan, Malinas, dan Kota Tarakan, calon provinsi baru di Kalimantan tersebut akan memecah Kalimantan Timur yang luasnya juga 1,5 kali Pulau Jawa atau 211.440 km2 tersebut.

Lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan ke tangan Malaysia memberi pelajaran berharga untuk pembentukan provinsi ini karena terlalu luas bagi Kaltim untuk menangani semua permasalahan yang ada di wilayahnya. Apalagi dengan kualitas dan cuantiítas yang terbatas. Belem lagi jika menangani wilayah perairan dan pulau-pulau kecil serta wilayah perbatasan yang rawan dicaplok Malaysia.

Pembentukan provinsi yang rencananya akan beribukota di Bulungan tersebut bukan karena kecewa, tetapi dipandang karena kebutuhan. Sebagaimana yang dikatakan Bupati Bulungan Anang Dachlan. Menurutnya, tuntutan pembentukan itu lebih karena alasan geografis karena kabupaten dan kota di bagian Utara lebih jauh jaraknya dari Kota Samarinda.

Perlu dipertimbangkan

Menyamakan kondisi Kalimantan dengan Jawa atau Sumatera jelas bukan pilihan bijak. Generalisasi bahwa pemekaran tidak berdampak positif, perlu difikir ulang untuk masa depan yang lebih baik bagi Kalimantan dan Indonesia secara keseluruhan. Mungkin hasil kajian yang difokuskan pada stándar tertentu menyebutkan dampak pemekaran tidak begitu baik saat ini, perlu memperhitungkan aspek sosiologis dan prospek masa depannya, termasuk latar belakang geografis dan ancaman dari luar negeri.

Selain mempertimbangkan kemungkinan hasil positif dari pemekaran provinsi di Kalimantan yang luasnya amat besar jika dibandingkan provinsi di Jawa, bahkan ada beberapa provinsi di Jawa yang luasnya hanya se-kabupaten di Kalimantan. Pemerintah pusat perlu memiliki komitmen untuk memajukan pembangunan di Kalimantan, terutama di wilayah yang potensial dan perbatasan. Beberapa gagasan dari gubernur dan bupati untuk pembangunan Kalimantan yang lebih baik harus ditanggapi pemerintah pusat secara positif dan aspiratif.

28feb2009